Posted by
Welcome To RIzal
In:
Wisata
Air Panas Anak Gunung Kelud
Air Panas Anak Gunung Kelud
Anak tangga ke arah Air Panas Anak Gunung Kelud itu jauh lebih landai dan lebih lebar dibandingkan anak tangga yang menuju ke Gardu Pandang, dan di tengah-tengahnya terdapat pagar besi yang digunakan sebagai tempat untuk berpegangan. Tidak ada terpaan angin yang mengganggu perjalanan, serta karena hari sudah mulai sore, kami pun terlindung dari sengat matahari.
Tengara yang menunjukkan arah ke lokasi Air Panas Anak Gunung Kelud.
Undakan menurun terbuat dari batu alam yang direkat semen ini sebenarnya cukup nyaman untuk dilalui, namun menuruni 800 anak tangga tentu bukan hal yang terlalu mudah, sehingga kami pun kadang-kadang berjalan di pembatas jalan yang mulus dan teduh di sebelah kanan, yang seharusnya merupakan jalur untuk naik.
Setelah menapaki anak tangga ke 700-an, kami pun akhirnya bisa melihat Air Panas Anak Gunung Kelud yang terus menerus mengepulkan asap putih dan mengalir melalui sela-sela bebatuan yang telah berwarna kuning kecoklatan.
Setelah sampai di ujung anak tangga, menyeberangi jembatan, lalu berbelok ke kanan menuruni jalan setapak yang sempit, kami pun akhirnya sampai ke aliran Air Panas Anak Gunung Kelud. Foto Air Panas Anak Gunung Kelud di atas di ambil dari atas jembatan.
Keadaan di sekitar aliran Air Panas Anak Gunung Kelud ini masih alami dan aliran airnya serta bebatuannya sangatlah indah untuk dipandang mata, dengan uap putihnya yang tak henti-hentinya mengepul bebas ke udara.
Air Panas Anak Gunung Kelud yang mengalir melalui sela-sela bebatuan coklat itu sangat panas, dan tidak mampu kulit kami untuk menahannya, meskipun hanya sebentar. Namun dari arah sebelah kiri ada aliran air yang sejuk dingin, sehingga pertemuan keduanya membuat suhu air menjadi cukup nyaman bagi kami untuk berendam kaki.
Sebuah pancuran berbalut belerang yang mempermanis pemandangan di sekitar Air Panas Anak Gunung Kelud.
Suasana sudah sangat sepi ketika kami berada di sana, karena selain sudah mulai sore, hari itu juga bukan hari libur. Hanya kami berempat, Lita Jonathans, Sanusi, Ijun dan saya yang berendam kaki di Air Panas Anak Gunung Kelud ini. Tidak ada suara lain selain gemericik Air Panas Anak Gunung Kelud yang terdengar di telinga.
Berlama-lama berendam kaki di aliran Air Panas Anak Gunung Kelud sesungguhnya sangat menenangkan hati. Namun sayang sekali matahari sudah mulai turun mendekati cakrawala, dan perjalanan menaiki 800 anak tangga masih menanti, sehingga kami tidak bisa berlama-lama berada di sana.
Ijun dan Sanusi bersiap-siap untuk menapaki anak tangga Air Panas Anak Gunung Kelud, sementara Lita Jonathans masih memotret suasana sore di sekitar Air Panas Anak Gunung Kelud dari arah jembatan.
Bola matahari dan langit Kediri yang ditangkap dari sela-sela gerumbul selagi menapaki satu per satu anak tangga meninggalkan Air Panas Anak Gunung Kelud.
Sebuah perjalanan balik yang sangat menguras tenaga untuk menapaki kembali ke-800 anak tangga itu, naik menjauhi Air Panas Anak Gunung Kelud, dan langit pun mulai gelap ketika kami akhirnya sampai kembali di atas. Tidak ada mobil dan motor pengunjung yang tersisa di area parkir, dan kami menjadi pengunjung terakhir yang meninggalkan Kawasan Wisata Gunung Kelud hari itu.
Sungguh hari yang sangat mengesankan. Setelah berhasil mendaki dan menuruni total 1200 anak tangga Gardu Pandang Gajah Mungkur, hari itu kami berhasil juga menuruni dan menaiki total 1800 anak tangga Air Panas Anak Gunung Kelud!
This entry was posted on 10.18
and is filed under
Wisata
.
You can follow any responses to this entry through
the RSS 2.0 feed.
You can leave a response,
or trackback from your own site.
Posted on
-
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar